Pengenalan Media Pembelajaran
Pengembangan Media Pembelajaran Administrasi Perkantoran (AP)
Pembelajaran merupakan proses interaksi yang terjadi antara pendidik dan peserta didik dengan menggunakan sumber belajar, serta berlangsung di lingkungan belajar tertentu meliputi guru dan siswa. Interaksi antara guru dan siswa ini merupakan salah satu bentuk komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan pesan berupa materi pembelajaran maupun pesan tertentu yang disapaikan oleh guru kepada siswa selama proses belajar berlangung. Berbicara mengenai komuniksasi yang berlangsung dalam pembelajaran, maka terdapat beberapa komponen yang mendukung terbentuknya proses pembelajaran yakni guru sebagai pengirim pesan atau informasi, peserta didik sebagai penerima pesan, dan informasi atau pesan yang hendak disampaikan. Agar materi pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik dan peserta didik dapat menangkap isi pesan serta mampu memahami isi pesan tersebut, maka, dalam proses pembelajaran seorang pendidik perlu menyusun strategi pembelajaran dan menggunakan media belajar yang sesuai dengan materi pelajaran yang hendak disampaikan.
Secara umum, media pembelajaran merupakan alat atau sarana yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran agar memberikan kemudahan bagi siswa dalam memahami materi pelajaran tersebut. Definisi media pembelajaran yang disampaikan oleh Rossi dan Breidle menyatakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mecapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Sedangkan menurut Gerlach dan Ely (1980:244) menyataka bahwa media meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Berdasarkan pengertian media pembelajaran dari beberapa ahli yang dikutip dari buku Strategi Pembelajaran karya Sanjaya (2006:163) dapat disimpulkan bahwa pengertian yang disampaikan oleh Gerlach dan Ely memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan dengan pengertian yang disampaikan oleh Rossi dan Breidle, karena media pembelajaran tidak hanya berupa alat-alat saja, akan tetapi melibatkan manusia sebagai sumber belajar yang dapat menciptakan iklim belajar menyenangkan untuk meningkatkan keterampilan dan membentuk sikap peserta didik.
Sebagai contoh, untuk mata pelajaran geografi, seorang guru dapat menggunaan media pembelajaran dua dimensi dalam bentuk gambar peta untuk menjelaskan pulau-pulau yang ada di Indonesia. Sedangkan untuk mata pelajaran matematika, guru dapat menggunakan media pembelajaran tiga dimensi berupa contoh kubus dan prisma untuk menjelaskan materi bangun ruang. Kemudian, guru dapat menggunakan media audio pada mata pelajaran stenografi untuk melatih keterampilan menulis steno siswa.
Pengembang media pembelajaran lain juga ditemui di Universitas Negeri Semarang yaitu Adi Nurcahyono, salah satu dosen di UNNES yang berasal dari FMIPA. Dalam mengembangkan media pembelajaran, Adi Nurcahyono memfokuskan diri untuk mengembangkan media pemelajaran berbasis IT dan berkonsentrasi pada Ilmu Matematika.
Tokoh media pembelajaran selanjutnya yaitu Romi Satria Wahono. Selain menjadi dosen, beliau juga merupakan seorang peneliti dan technopreneur. Beliau merupakan Founder dan CEO PT Braintmatics Cipta Informtika, Founder dan CEO PT IlmuKomputer.com Braindev Sistema.
Menilik pada salah satu dosen Pendidikan Administrasi Perkantoran di UNNES, yaitu Bapak Agung Kuswantoro yang telah berhasil mengembangkan e-arsip, yakni sistem penyimpanan arsip berbasis elektronik yang dapat dijadikan sebagai salah satu media untuk pembelajaran Mata Kuliah/Mata Pelajaran Kearsipan.
Melalui Mata Kuliah Pengembangan Media Pembelajaran Administrasi Perkantoran (AP) ini, maka mata kuliah ini dijadikan sebagai salah satu wadah bagi mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran UNNES yang mana merupakan bakal calon guru dimasa mendatang memiliki kewajiban untuk mengembangkan media pembelajaran yang berbasis pada keilmuan administrasi perkantoran agar dapat digunakan oleh pendidik baik guru maupun dosen untuk mempermudah proses pembelajaran dan penyerapan materi oleh peserta didik.
Sebelum melangkah untuk mempelajari bagaimana mengembangkan dan menciptakan media pembelajaran, pada pertemuman kedua ini, mahasiswa kembali diajak untuk mengingat apa itu yang dimaksud dengan EPM dan SKM yang mana merupakan salah satu media yang digunakan sebagai standar untuk menentukan kemampuan peserta didik dalam mengetik 10 jari (EPM) dan membaca cepat atau menulis steno (SKM). Entakan Per Menit (EPM) merupakan media yang digunaan sebagai standar untuk menilai kemampuan peserta didik dalam melatih keterampilan mengetik 10 jari. Yaitu dengan cara menghitung jumlah entakan pada saat mengetik, dihitung dalam jangka waktu satu menit, dalam jangka waktu tersebut berapa entakan yang berhasil terekam. Sedangkan Sukukata Per Menit (SKM) merupakan salah satu media yang dijadikan standar untuk menilai keterampilan peserta didik dalam menulis steno. Yaitu dengan cara menghitung berapa jumlah suku kata yang berhasil ditulis dalam jangka waktu satu menit ketika peserta didik mendengarkan pembacaan teks tertentu dengan media audio sebagai salah satu media pembelajaran pendukung kemudian peserta didik menulis apa yang ia dengar menggunakan steno.
Dosen Pengampu Agung Kuswantoro, S.Pd., M.Pd.
Pertemuan
2 : Senin, 18 Maret 2018
source: silabus.org
Pembelajaran merupakan proses interaksi yang terjadi antara pendidik dan peserta didik dengan menggunakan sumber belajar, serta berlangsung di lingkungan belajar tertentu meliputi guru dan siswa. Interaksi antara guru dan siswa ini merupakan salah satu bentuk komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan pesan berupa materi pembelajaran maupun pesan tertentu yang disapaikan oleh guru kepada siswa selama proses belajar berlangung. Berbicara mengenai komuniksasi yang berlangsung dalam pembelajaran, maka terdapat beberapa komponen yang mendukung terbentuknya proses pembelajaran yakni guru sebagai pengirim pesan atau informasi, peserta didik sebagai penerima pesan, dan informasi atau pesan yang hendak disampaikan. Agar materi pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik dan peserta didik dapat menangkap isi pesan serta mampu memahami isi pesan tersebut, maka, dalam proses pembelajaran seorang pendidik perlu menyusun strategi pembelajaran dan menggunakan media belajar yang sesuai dengan materi pelajaran yang hendak disampaikan.
Apa
itu Media?
Media
merupakan kata jamak dari “medium”, yang berarti perantara atau pengantar
(Sanjaya:2006). Istilah media digunakan dalam banyak hal, termasuk dalam dunia pendidikan.
Istilah media dalam pendidikan disebut sebagai media pendidikan atau media
pembelajaran. Sebagai perantara dalam proses pendidikan, media memiliki peranan
yang penting dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan media merupakan
piranti yang digunakan oleh pendidik untuk menyampaikan materi pelajaran agar
pesan yang hendak disampaikan dapat tersampaikan dengan optimal.
Secara umum, media pembelajaran merupakan alat atau sarana yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran agar memberikan kemudahan bagi siswa dalam memahami materi pelajaran tersebut. Definisi media pembelajaran yang disampaikan oleh Rossi dan Breidle menyatakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mecapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Sedangkan menurut Gerlach dan Ely (1980:244) menyataka bahwa media meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Berdasarkan pengertian media pembelajaran dari beberapa ahli yang dikutip dari buku Strategi Pembelajaran karya Sanjaya (2006:163) dapat disimpulkan bahwa pengertian yang disampaikan oleh Gerlach dan Ely memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan dengan pengertian yang disampaikan oleh Rossi dan Breidle, karena media pembelajaran tidak hanya berupa alat-alat saja, akan tetapi melibatkan manusia sebagai sumber belajar yang dapat menciptakan iklim belajar menyenangkan untuk meningkatkan keterampilan dan membentuk sikap peserta didik.
Ketepatan
Memilih Media Pembelajaran
Seorang
pendidik harus memiliki kemampuan untuk memilih jenis media apa yang paling
tepat unuk digunakan sebagai salah satu sarana belajar, disesuaikan dengan
karakteristik materi pelajaran yang hendak disampaikan dan juga sesuai dengan
karakteristik peserta didik yang akan menerima pembelajaran. Karena, penggunaan
media yang tepat tidak hanya memberikan kemudahan bagi guru dalam menyampaikan
materi pelajaran, tetapi juga memudahkan siswa dalam menangkap materi tersebut.
Oleh sebab itu, sebelum pendidik (guru) menentukan media pembelajaran yang akan
digunakan, guru terlebih dahulu harus memahami karakteristik peserta didik dan
karaktristik materi yang hendak disampaikannya, agar dapat menentukan jenis
atau bentuk media seperti apa yang sesuai.
Sebagai contoh, untuk mata pelajaran geografi, seorang guru dapat menggunaan media pembelajaran dua dimensi dalam bentuk gambar peta untuk menjelaskan pulau-pulau yang ada di Indonesia. Sedangkan untuk mata pelajaran matematika, guru dapat menggunakan media pembelajaran tiga dimensi berupa contoh kubus dan prisma untuk menjelaskan materi bangun ruang. Kemudian, guru dapat menggunakan media audio pada mata pelajaran stenografi untuk melatih keterampilan menulis steno siswa.
Pengembangan Media Pembelajaran
Salah
satu tokoh ahli yang menyusun buku mengenai media pembelajaran yaitu Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A. beliau
merupakan salah satu dosen di Universitas Alaludin Makasar. Menurut Azhar
Arsyad media pembelajaran adalah meliputi guru, buku teks, dan lingkungan
sekolah. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis
untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal. Beliau
juga mengungkapkan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh
psikologis terhadap siswa.
Pengembang media pembelajaran lain juga ditemui di Universitas Negeri Semarang yaitu Adi Nurcahyono, salah satu dosen di UNNES yang berasal dari FMIPA. Dalam mengembangkan media pembelajaran, Adi Nurcahyono memfokuskan diri untuk mengembangkan media pemelajaran berbasis IT dan berkonsentrasi pada Ilmu Matematika.
Tokoh media pembelajaran selanjutnya yaitu Romi Satria Wahono. Selain menjadi dosen, beliau juga merupakan seorang peneliti dan technopreneur. Beliau merupakan Founder dan CEO PT Braintmatics Cipta Informtika, Founder dan CEO PT IlmuKomputer.com Braindev Sistema.
Perkembangan
Media Pembelajaran Administrasi Perkantoran (AP)
Media Pembelajaran Administrasi Perkantoran (AP)
Melihat
pengembangan media pembelajaran yang semakin kompleks dan cenderung mengarah
pada penggunaan media pembelajaran yang berbasis teknologi, lalu bagaimana
dengan perkembangan media pembelajaran dibidang Administrasi Perkantoran (AP) ? Ketika diketikan “contoh media pembelajaran
AP” di salah satu search engine, sebut saja Google, belum
ditemukan adanya contoh media pembelajaran yang telah dikembangkan untuk
membantu pembelajaran tekhusus untuk bidang ilmu Administrasi Perkantoran (AP).
Padahal bidang ilmu Administrasi Perkantoran (AP) merupakan salah satu keilmuan
yang kompleks, dimana dalam pengajarannya tidak hanya disajikan pengertian dan
teori, tetapi juga praktek sebagaimana kegiatan kantor berlangsung.
Menilik pada salah satu dosen Pendidikan Administrasi Perkantoran di UNNES, yaitu Bapak Agung Kuswantoro yang telah berhasil mengembangkan e-arsip, yakni sistem penyimpanan arsip berbasis elektronik yang dapat dijadikan sebagai salah satu media untuk pembelajaran Mata Kuliah/Mata Pelajaran Kearsipan.
Melalui Mata Kuliah Pengembangan Media Pembelajaran Administrasi Perkantoran (AP) ini, maka mata kuliah ini dijadikan sebagai salah satu wadah bagi mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran UNNES yang mana merupakan bakal calon guru dimasa mendatang memiliki kewajiban untuk mengembangkan media pembelajaran yang berbasis pada keilmuan administrasi perkantoran agar dapat digunakan oleh pendidik baik guru maupun dosen untuk mempermudah proses pembelajaran dan penyerapan materi oleh peserta didik.
Sebelum melangkah untuk mempelajari bagaimana mengembangkan dan menciptakan media pembelajaran, pada pertemuman kedua ini, mahasiswa kembali diajak untuk mengingat apa itu yang dimaksud dengan EPM dan SKM yang mana merupakan salah satu media yang digunakan sebagai standar untuk menentukan kemampuan peserta didik dalam mengetik 10 jari (EPM) dan membaca cepat atau menulis steno (SKM). Entakan Per Menit (EPM) merupakan media yang digunaan sebagai standar untuk menilai kemampuan peserta didik dalam melatih keterampilan mengetik 10 jari. Yaitu dengan cara menghitung jumlah entakan pada saat mengetik, dihitung dalam jangka waktu satu menit, dalam jangka waktu tersebut berapa entakan yang berhasil terekam. Sedangkan Sukukata Per Menit (SKM) merupakan salah satu media yang dijadikan standar untuk menilai keterampilan peserta didik dalam menulis steno. Yaitu dengan cara menghitung berapa jumlah suku kata yang berhasil ditulis dalam jangka waktu satu menit ketika peserta didik mendengarkan pembacaan teks tertentu dengan media audio sebagai salah satu media pembelajaran pendukung kemudian peserta didik menulis apa yang ia dengar menggunakan steno.
Source:
Sanjaya,
H. Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Pertemuan
kedua Mata Kuliah Pengembangan Media Pembelajaran AP
Pengembangan
Media Pembelajaran Administrasi Perkantoran
Dosen Pengampu Agung Kuswantoro, S.Pd., M.Pd.
Komentar
Posting Komentar